Sunday, December 19, 2004

Trailer : Gege Mengejar Cinta

Well, belum beli bukunya siyy...
Ntar ya kang...
Tapi pasti buku2 nya kang Adhit lucu ^_^

/update
maap ya teh... abis di setrap niyy ma teh ninit gara2 salah judul.. hehehehe...
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
from the guy who brought you "Jomblo"...
Trailer Gege Mengejar Cinta (in bookstores, this weekend)



On the Characters..

Gege
Tahun 1990. Tahun ajaran baru 1 bulan berjalan di SMP 19 Jakarta ketika para guru memutuskan untuk mengajak siswa kelas dua berkaryawista. Para siswa kelas dua itu berkeliaran dengan tidak jelas di pinggir Jalan Bumi. Mereka sedang berebut untuk naik sejumlah bus karyawisata. Sebagaimana layaknya karyawisata SMP, bus dibagi per kelas. Sayangnya, kelas di SMP itu terbagi dari pintar ke bodoh. Adalah Geladi Garnida, seorang anak sehat yang menyadari pembagian ini, hari itu. Hari itu juga mereka akan pergi ke Kebun Raya Bogor. Beberapa dari mereka yang tidak berniat naik kelas langsung memilih bus kota, bolos.
”Kelas 2-1 itu anaknya pinter semuah...” dia berusaha menjelaskan pada teman-teman sekelas, kelas 2-8 di dalam bus. ”Nah kelas kitah, isinya semua calon tukang nusuk orang.”
Hal ini segera disanggah secara skeptis oleh teman-teman.
”Ah gak percaya gue!”
”Bagi kelasnya acak lagi. Kebetulan aja temen-temen kita yang preman, ngumpul di sini.”
Gege berusaha terus menjelaskan.
”Liat ajah, semua yang ranking satu pas kelas satu masuk 2-1 kecuali guah. Ini sepertinya ada kesalahan.”
”Rese lo. Bilang aja pengen diaku pinter. Eh uhm, besok masih boleh nyontek ama elo kan?”
_________
Gege dengan penuh percaya diri berjalan pelan menghampiri sebuah cubicle.
”Selamat sore Caca...” ujarnya dengan nada pasti.
”Selamat sore Pak. Bisa saya bantu?”
Gege melempar pulpen ke mukanya.
--plak--
”ADUH!”
Gege berkata pada Ventha. ”Gimana guah bisa konsentrasi kalo yang jawab pake suara jin tomang?” Gege menunjuk lawan bicara yang tidak lain adalah Eman.
”Si Tia pake acara ijin setengah hari pula.” Gerutu Gege. Dia membayangkan lebih baik berlatih dengan seorang wanita.
”Ya udah, ulang. Ge, lo jalan lagi dari sana, ceritanya elo nasabah bank lah. Man, elo coba pake suara perempuan.”

Gege kembali berjalan.
”Sore Ca.”
”Sore Mas....” jawab Eman dengan kerling mata.
”Okeh.
Satu, mata Caca gak mungkin kerlip gituh kayak orang cacingan.” Gege kembali dengan sikap analitisnya.
”Dua, sekarang suaranyah mirip kuntilanak”
”Adaptif kek dikit?” omel Ventha.
”Jadi gimanah dong guah? Terlebih lagi, guah entar ngomong apah?”

Tia
Di saat yang sama, pegal dan linu masih membuat Tia berjalan seperti orang kurang buah di pagi hari, diiringi lagu mellow dari ruang siaran. Seminggu setelah tangisnya di dalam studio, dia telah bertekad untuk mencari perhatian ekstra.

Langkah kongkrit dari ikrar ini adalah dengan mengikuti kelas senam termahal yang, santer isu beredar, dapat merubah emak-emak bau tanah menjadi super model. Yang Tia tidak sangka adalah betapa berbahayanya aktivitas ini. Teriakan Bang Punjab – Sang pembugar masih mengiang men-traumakan Tia, lengkap dengan spandex pink ketatnya.

”AYO INDONESIA! JALAN KAYANG SEMUA!”
”Hiiighg” Tia menggigil traumatis menutup kuping. ”Things I do for Men...” gerutunya.
_________
Take sound selesai. Tia berjingkrak seperti anak kecil mendatangi Gege. Gege tampak sedang bersiap-siap pergi membawa sebuah bungkusan.
”Heh, Polar Bear...makan siang yuk. Kali ini gue janji deh gak rewel kalo lewat gedung sana”
”Wah guah gak bisa Ti....”
”...”
”Guah makan siang sama Caca.”
”...” Tia tiba-tiba ternggelam dalam khayalan. Gege menjadi bintang tamu acara masak Rudy Choiruddin.

’Jadi ibu-ibu... kita iris hatinya kecil-kecil...’

”Kok...kok....kok bisa?” Tia kaget terbata-bata, seperti orang yang gengsi mencintai orang lain yang mencintai orang lain lagi dan baru tahu orang lain itu akan makan siang dengan orang yang dia cintai
[1].
”Iyah. Kemaren guah datengin dia.”
”Kok sekarang langsung makan siang? Besok ngapain? Beranak?”
Gege merengut tidak mengerti.
”Elo udah mulai resmi nih, deketin dia? Bukannya masih nanti-nanti? Elo mau nunggu elo siap dulu?”
Gege lantas menjelaskan apa yang terjadi kemarin hari.
”Kemaren ituh gara-gara gugup, guah kenalannyah pas udah tutup kantor. Jadinyah dia nawarin makan siang bareng hari inih. Di restoran Jepang atas kantor dia. Mahal bo. Miskin deh guah abis inih.”
Tia terdiam.
Kemarin?
Kenapa Tia tidak mencegahnya?
Ke mana Tia?
Tia pergi.
Izin pulang cepat.
Beli soft lens.
Demi Gege.
”*&%*%^#(&$*^%#%^$!!!!”
”Trus udah gitu dia tambah cakep Ti. Rambutnya sekarang yang bener-bener lemes jatoh gituh.”
”Lo suka ya rambut lemes?” tanya Tia sambil melirik ke cermin, melirik rambutnya yang ikal jatuh sejauh tengkuk dengan poni dan anak rambut yang sama panjangnya.
”Guah suka apa ajah yang Caca tampilkan...kecuali botak. Udah ah..guah duluan yah....” Gege berlalu menuju pintu.

”CEPAT! CEGAH! CE! GAH!”

”GE! GE! TUNGGU!”

Gege dan Tia
”Ada apah Ti?”
”Ng...gak.”
”You’ve been acting..I don’t know...weird, today.”
”Weird how?”
”Yah gitu deh. Bentak-bentak. Terus menatap guah seperti apa yah...sapi.”
”PMS.” Bohong.
”Bohong.”
”Kok tau gue boong? Maksud gue, kok elo ngira gue boong?”
”Kita kenalan dari kapan? Setahun? Not even once, eluh pernah PMS.”
”...”
”I know you Ti.”
”Do you, Ge? Do you really? How about that small tiny fact that I love you?”
”No you don’t.”
”I do.”
”No you don’t.”
”Tia suka warna biru.
Suka kopi.
Gak suka orang bau.
Ujung bibir kiri eluh selalu naik duluan sebelum ujung bibir kanan ketika tertawa.
Dengan gigih selalu pergi ke resepsi pernikahan bareng guah guna mencari jodoh.
Di sana sehabis menjarah makanan, selalu pergi ke kamar kecil, memastikan bahwa tidak ada sisa makanan yang terselip di gigi karena itu akan mendropkan nilai jual.
You and all the little things that you do, Tia.”

Tia terdiam menatap garpu, terlalu gengsi menatap Gege.
”Gue suka warna biru sejak elo kerja dengan tas biru buluk lo itu.
Gue jadi suka kopi karena pas nyeduh kopi di pantrylah pertama kali elo ngebuat gue ketawa..
Gue suka bau badan elo yang wangi.
Ujung bibir kiri gue seperti itu karena elo yang ngebuat gue tertawa.
Gue pergi ke banyak resepsi just to be with you...
dan gue mastiin diri gue secantik mungkin....karena gue dandan demi elo.You...and all the little things that you are..”
jawabnya pahit dalam hati. Masih gengsi.

[1] Sori gua juga bingung. Let’s see. Orang lain cinta sama orang lain…you know what? Just go on reading!
--
Regards, Adhitya
+225 05871731 /
http://adhitya.blogspot.com/

3 comments:

Anonymous Wed Apr 27, 01:42:00 AM  

dimana aku bisa cari buku yang pertama (jomblo) nyari di beberapa toko buku susah dapet nih

Anonymous Thu Sep 21, 03:24:00 PM  

Great work!
[url=http://ofggkwca.com/cfqt/nteq.html]My homepage[/url] | [url=http://ehbbocwl.com/pdej/liah.html]Cool site[/url]

Anonymous Thu Sep 21, 03:24:00 PM  

Well done!
http://ofggkwca.com/cfqt/nteq.html | http://dfwzlrzc.com/xfnc/igcn.html

About This Blog

  © Blogger template 'Soft' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP